29 Juni 2010
Dance Flick ‘Tragedy’
Ngaku yang belum nonton dance flick? Hayo,,,ngacung, geser lubang hidung sebelah kiri;)
Sumpah film ini lucu and gross banget..Banyak adegan yang mengejutkan. Sore itu, aku lagi nonton sama Andi di teras kostnya karis yang super elit..3 Bangku kayu yang diduduki sekitar 13 menit sudah menyebabkan kekakuan dibagian pantat dan meja dengan kapasitas 3 gelas air putih. Biar aku jelaskan sedikit, kostnya karis terletak di watu gong 28A..kost yang strategis dan agak mahal untuk kamar kecil dengan dua orang dilantai atas. Aku aja yang sering maen ke kostnya karis, masih ga bisa bedain mana yang kamar mandi dan mana yang kamarnya karis karena sama ukuran luasnya (hehehehe, pas aku coba ngedance ala fay nabila dikamar karis, kakiku nyangkut dikasur, h the room is so small). Saat itu, Hendy dan Karis lagi keluar entah kemana, kebetulan ada laptopnya Gundul yang nyala. Tinggalah Andy dan aku,
‘Ndi, cari film yang banyak ciumannya’, perintahku guyon seperti biasa
‘Oke, luh’, Andi sambil ngutek2 laptop. Andi akhirnya milih Dance Flick. Pada awal filmnya udah lucu yaitu lomba break dance antar beberapa group. Ada yang ngebreak dance sampe ngebor tanah dan muncul sumber airnya (wah ngalahin Inul tuh), trus ngepipisin lawannya,, dan gerakan kepala dibawah sampai keluar ruangan dan berlanjut ke jalan aspal…Sungguh tak masuk akal. Udah beberapa menit berlalu, ada scene pas pelatih balet/tari ngajar muridnya. Tiba-tiba sesuatu menonjol dari ‘itu’nya di kemas dengan baju pelatihnya yang ketat kayak pake baju renang. Aku kaget dan nanya andi.
‘Ndi, iku opo? Iku opo she, lanang opo wedok yoh?’. Tanyaku penasaran sambil mendekati layar laptop. Andi disampingku nyengir kuda dan terkakak-kakak memandangi.
‘Moso ga weruh? Itu ya itu’, sahut Andi. Aku yang masih tak mengerti tak bertanya-tanya lagi.
Akhirnya Hendi dan Karis datang, Andi cerita tentang pelatih balet itu, masih dipikiranku sesuatu yang menonjol itu adalah ‘itunya’ laki-laki dan mungkin saja hermaphrodite. Aku menceritakan pada Hendy, Karis, dan Andy tentang itu. Mereka menyumpahiku karena kebodohanku dan memberitahuku itu apa. Akhirnya aku sadar bahwa yang menonjol memang ‘punya’ pelatih baletnya. Hoalah, memang pikiranku masih ‘lola alias loading lama’ kalo masalah seperti itu. Lain kali, aku akan belajar lebih keras tentang itu..
Sengaja ngumpul di tempatnya karis mau ‘bersih-bersih’ ditempatnya kak kiki, tapi seperti biasa kak kikinya agak mbulet. Akhire bebek alis lumpur Riza diculik disuruh gabung, Aku dan Lyta ke kostnya. Kostnya Lumpur dan karis dempet, Cuma 5 langkah sambil merem udah sampe dipintu masuk kost Riza. Masuk ke kost Riza agak serem, bau toilet yang seperti habis dipakai (hehehe sory Za), dan agak remang-remang (pas banget buat latar film JU-ON ), pas mau naik tangga ibu kostnya Riza yang kaya Hulk datang dan nanya
‘Mau cari siapa mbak?’
‘Riza, bu! Udah bikin janji koq dan td saya sms’,pikirku kayak mau nemuin anak bupati choiii, bikin janji dulu.
Si induk semangnya Riza menganggukkan kepala. Kita berdua langsung menuju kamarnya Riza, lumayan ada kerupuk langsung sikat tanpa babibu. Balik lagi ke kostnya karis, penghuni kostnya Riza kaget ngeliat cowok masuk dikostan dan terlontar kata ‘Wiiih, cowok’,,,Eh itu Lyta ding yang diliat dari jarak 5cm aja udah keliatan berkumis dan berdada bidang. Lyta tak terima dan menyumpahi cewek bundar yang tadi ngatain lyta itu cowok. Tak lama, Riza nyusul ke tempat karis, dan bawa Kartu Remi dan monopoli disuruh teman-teman. Main monopoli acaranya karena ga jadi bersih-bersih ditempatnya kak kiki. Sebelum main monopoli, aku dan karis beli terang bulan pas di depan. Si abang yang orang Banjarmasin nanya-nanya dengan logat Banjarmasin yang semua kata berakhiran huruf ‘a’ terdengar seperti ‘ak’..Si abang nanya karis ‘kamu blab la blab la yak’ (diartikan ‘kamu blab la blab la ya?’..Dan karis dengan pedenya menjawab ‘bla bla iyak!’..Ikut-ikut logat Banjarmasin ditambahin akhiran ‘ak’. Aku menahan ketawa takut menyinggung si Abang, dan karispun juga sambil menghindari tatapan si Abang.
Setelah makan terang bulan, saatnya main Remi, tak lupa si lumpur membawa bedak sebagai hukuman atas si kalah. Digelar lah Koran diteras karis sambil diintai 2 cctv yang menepel di lampu teras (bener kan ini kost elit, ada cctv euiii). Eh, aku bawa gitar juga lho dari kost mau minta ajarin Andi yang ngaku-ngaku ‘Rocker pecinta video seri Ariel’. Ditunggu2 lha eh masih aja nyetel/nyetem gitarnya…Lama!! Akhirnya ya main kartu, bukannya berjudi lho karena ama Bang Roma itu dilarang! ‘Seru’ itulah menit-menit berjalan, tiba-tiba karis berkata sambil mengaum ‘Aku jadi macan kimpet’..Andi dan Hendy ngakak sampe ngiler (lebai), aku dan lumpur yang tergolong anak pesantren (hehehe) tak understand what it was. Oalah ternyata itu…;) SENSOR!! Gundul termasuk pria memalukan yang paling banyak kalahnya, dan para kartini yang tak terkalahkan ‘lumpur dan aku’ jaya sepanjang permainan. Kami tak sadis Cuma agak gemes pas ada yang kalah, ga tanggung-tanggung 5 jari alias satu telapak tangan mampir di wajah durjana yang kalah. Mirip kesemek atau adek bayi yang baru dimandiin ibunya dengan bedak dimana-mana. Malangnya, wajah itu harus difoto untuk didokumentasikan dan paling apesnya masuk Facebook (sapa tau dikontrak departemen kesehatan untuk sosialisasi bahaya pemakain bedak bermercury).
Dasar ga sportif!! Diakhir permainan, aku yang tak pernah kalah dipegangin dan ditaburin bedak hingga masuk ke semua lubang (hush, jangan kotor pikirannya), I mean lubang hidung dan mulut. Sampe pipis dicelana tapi Cuma dikit, berhasil kutahan…Tapi seru puol!! I like it.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar