Sabtu, 03 April 2010

Jaman doeloe

                Semenjak aku masi kecil aku sudah tahu bahwa hidupku telah berbeda dari teman-teman kebanyakn. Keluraga kami selalu berpindah-pindah rumah karena ayah masih tak mampu membeli rumah. Juga pembantu-pembantu yang silih berganti. Sekolah SD tiga kali berbeda. Ini yang mebuatku semakin sulit beradaptasi dengan lingkungan baru bukan malahan lebih mudah adaptasi bahkan terbawa sampai pada saat aku harus tinggal di kota malang dan kost.           Pada saat masuk SMP, aku tiap hari menagis karena lingkungan serta teman-teman yang baru. Semuanya terlihat menyeramkan bahwa pada saat aku masuk gedung tua SMP ku, dibenakku hanya ‘Oh tuhan, katakana bahwa ini adalah mimpi buruk. Ibu akhirnya punya akal dengan cara menungguiku hingga bel masuk berdentang. Lalu akan datang pada saat jam istirahat dengan membawa bekal makanku. Ini terjadi selama 2 minggu. Saat kost, aku menangis tiap malam hampir 2 bulan.  Ibu akhirnya datang mengunjungiku bahkan tak jarang bermalam dengan jadwal tetap seminggu 2 kali padahal hari jumat sore aku pulang kerumah dan senin pagi balik ke malang, juga dengan ibu harus menelponku setiap hari.  Sebuah perjuangan yang melelahkan.

Saat kecil aku merasakan berbeda dengan teman-teman, aku lebih suka mobil-mobilan daripada boneka. Ya aku hidup dalam impian ayah yang memimpikan memiliki anak lelaki, maklum kakakku adalah cewek tapi aku menikmati kelaki-lakiaku heheh. Selalu memimpin dan jadi pemimpin diantara teman laki-laki dalam setiap permainan, dan ketua regu siaga dalam PRAMUKA di sekolah. Aku juga lebih pintar dari teman-teman kebanyakan dan duduk di 3 besar saat SD. Badanku kuat disbanding teman-teman cewek lainnya untuk itu aku ikut karate disekolah dan selalu latihan adu gulat dengan adikku cowok yang terpaut usia 6 tahun dibawahku. Aku mudah belajar apapun dari memukul paku sampai pertukangan, ayahku selain PNS juga tukang reparasi peralatan elektronik. Aku belajar memancing pada usia 5 tahun dengan sepupuku, berkebun, memanjat pohon dan membuat obat nyamuk dari kotoran sapi eh bukannya mgomong jorok tapi memang bener kok itu bisa dibuat obat pengusir nyamuk, ga percaya? Coba aja cari kotoran sapi yang garing lalu bakar ditengahnya, jangan yang masih basah itu kan bau. Tapi inget jangan sampai orang lain ngeliat, pasti disangkain kamu mau ngasih sesajen buat tuyul. Hihihi
Pernah juga waktu kecil, aku selalu ga abis makannya. Lalu ayam-ayam milik tetangga yang jadi sasarn pembuangan makananku, terang aja si ayam-ayam pada sehat, gemuk dan lincah. Saat itu lagi apes kali ya, ayah ngeliat perbuatanku langsung ia nyuruh aku munggutin nasi-nasi yang bercampur dengan tanah yang udah aku buang disamping kandang ayam. Dengan berlinang airmata karena jijik, aku menuruti perintah ayah. Then, ayah menyuruhku untuk memakannya. What? Eh bercanda ding, gitu aja kaget!Hihi. Dia nyuruh aku mandangin sepiring nasi tanah itu, dan bilang bahwa banyak oranh yang pengen makan tapi ga punya nasi. Sedih banget dengernya dan sejak saat itu aku selalu menghabiskan makananku dan nasib si ayam-ayam sungguh malang. Aku ngeliatin ayam-ayam itu dari balik jendela dan mereka rada kurusan, ih lebay eh beneran malah sempat mataku dan mata si ayam-ayam beradu pandang dan seakan-akan bisa membaca bahasa mereka, mereka berkokok yang aku artikan sendiri nih ‘Mana jatah makan untuk kami?’. Aku jawab dengan melototin mereka ‘Enak aja, sana minta sama majikanmu’  lalu si ayam melongo. Haha dasar imajinasi anak-anak.
Aku memiliki masa kecil yang paling ceria mungkin, tapi versi laki-laki eh maksudnya aku yang tomboy dengan segala permainan anak laki-laki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar