
Hari ini tanggal 28 agustus 2010,
Berbincang-bincang dengan ibu hari ini dalam perjalanan ke Malang, tentang bagaimana orangtua selalu mengkhawatirkan si Anak saat si anak pamit keluar rumah. Hati ibu sangat khawatir dan tiap saat memohon pada Tuhan untuk melindungi buah hatinya. Sebagai anak, pernahkah kita mengkhawatirkan keselamatan orangtua saat mereka bepergian?
Saat kita marah pada orangtua, membentak mereka, dan melangkahkan kaki keluar rumah, bahkan mengumpat pada mereka, bagaimana perasaan kita? Tidak ada, hanya marah yang menyelimuti hati dan lega karena telah mengeluarkan kemarahan. Sedangkan perasaan ibu? Menangis, memikirkan kemana tujuan kita saat kita memilih keluar rumah, dan berdoa memohon ampunana pada Tuhan.
Saat kita meminta suatu barang pada ibu, ibu dengan cermat mengurangi jatah belanja namun tetap dengan porsi dan gizi yang sama agar bisa membelikan yang kita inginkan. Dan saat ibu meminta kita untuk rajin pergi ke sekolah (tidak perlu untuk menjadi juara kelas) Apa yang terjadi? Kita terkadang membolos, bahkan beberapa diantara kita ada yang perlu dibujuk agar mau pergi ke sekolah dengan iming-iming uang. Paling tidak hanya duduk dikelas, agar daftar hadir tetap terisi namun pikiran kita kemana-mana.
Manusia pasti bisa sakit sebagai tanda bahwa tubuh kita terkena virus atau bakteri. Saat kita sakit, ibu senantiasa berada di sisi kita, berjaga-jaga jika kita menginginkan sesuatu. Dan saat hal yang sama terjadi pada ibu, mampukah kita melakukan yang sama? Coba diingat-ingat lagi;) atau pernahkah ibu meminta kita menjagainya ? , bahkan saat ibu minta dibuatkan teh panas atau ingin makan bubur ayam, mungkinkah kita segera berusaha memenuhi permintaan sederhana itu?
Saat kita sedang menghadapi ujian, mungkin kita lupa bahwa doa ibu juga merupakan kelancaran kita dalam mengerjakan ujian. Tak jarang ibu berpuasa dan berdoa dirumah sepanjang kita mengerjakan ujian, namun upaya itu tdak dibarengi dengan usaha kita untuk belajar malam sebelumnya. Dan kitapun mendapat angka merah dikertas ujian kita, kita menganggap itu hal biasa dan toh ujian berikutnya pasti bisa. Saat ibu menerima nilai merah kita, airmatanya menetes dan sedih, pikirannya jauh terbentang membayangkan masa depan kita kan suram. Sedangkan kita? MASA BODOH
Mungkin saat ini kita tidak begitu peduli dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana diatas, tapi saat ibu telah berpulang dahulu ke hadapan Tuhan, pastilah hal-hal kecil seperti diatas yang terkadang kita abaikan akan menimbulkan penyesalan yang luar biasa. Terbesit pertanyaan untuk diri sendiri ‘Tuhan, saya menyesal tidak melayani ibu dengan baik padahal ibu tidak meminta hal-hal besar, cukup hal-hal kecil yang membahagiakannya’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar