Kamis, 07 Oktober 2010
Life is such a big blessing
Tangan-tangan renta dan mungil terulur saat aku membuka jendela mobil di saat lampu merah menyala. Sayu, lelah, lemah dalam penampilan mereka. Kerasnya hidup dijalanan telah mengubah jiwa mereka menjadi sekeras jalanan bahkan hati nurani mereka mengeras juga dengan mencopet, merusak mobil jika si pemilik mobil tidak member uang receh, dsb. Tetapi ada juga yang dengan sabar menjalaninya sehingga lahirnya nurani yang indah, senantiasa bersyukur dengan apapun yang ada. Mungkin beberapa dari kita tidak merasakan apa yang mereka rasakan karena telah terbiasa hidup yang serba ada. Terkadang kita menutup mata, telinga, dan yang terlebih buruk adalah hati. Kita selalu menginginkan yang lebih, yang tidak kita punya. Sedangkan yang bisa kita beli dan sudah dimiliki hanya menjadi tumpukan barang-barang yang kita taruh begitu saja. Jiwa yang selalu memiliki segalanya kadang lupa untuk bersyukur dan bahkan memberi yang berkekurangan, tertawa dalam kemewahan yang bisa saja hilang sekejap mata jika Tuhan telah bosan melihat kesombongan itu. Yang lupa untuk sejenak menggelar sajadah dan berdoa kearah kiblat, membaca Al-Qr’an yang telah lama disimpan dilemari, dan menyisihkan sedikit uang receh untuk para peminta. Kapankah kita ingat bahwa setiap detik adalah berkah?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar