Jumat, 10 Desember 2010

My lovely lil half blood angels and devils:)



Aku sudah tahu kalo karma itu ada makanya aku ga mau jadi guru atau pengajar. Pas zaman kuliah dulu, selalu bikin onar, ketawa-ketiwi, ga terlalu begitu perhatiin apa yang diterangin dosen (hehehe mentang2 udah belajar jauh2 hari so jd penggembira dikelas). Nah sekarang hari pembalasan, ini skala kecil sih tapi menurutku cobaan paling huaaaaaaah, ngajar TK. Sebenarnya sangat menyenangkan belum keliatan bandelnya, tapi ya itu jadi kayak ngajar di arena ketangkasan, gelayutan ditangan, atau nempel dikaki kayak anak koala. Baru sampe di gerbang sekolahan udah disambut sekelas dan berebutan nyium tangan (wah padahal tadi baru nyambel, masih kecium bau bawang putih dan terasi) cepat-cepat aku keluarin jurus cepat dan tepat..taraaaaaaaaaaa, ambil tissue basah dan cepat di lap nih tangan (huff..aman)..

‘ Miss Vhindy, Salim ya”

‘Iya nak, awas jangan berebut tar jatuh’, jawabku dengan lembut hehe ( wah hidung kembang kempis nih ngerasa jadi artis atau biasanya aku ngeliat para ustad and ustadzah direbutin tangannya dan diciumin sampe terdengar bunyi ‘cuuup’).

Biasanya di panggil nak sama dosen-dosen, sekarang gentian manggil ‘nak’ ke anak orang. Wah jd ngerasa orang dewasa nih, dan masih anak kok manggil ‘nak’ sih!. Diusahakan kalo lagi interaksi dengan anak-anak, kita harus mensejajarkan diri baik ketinggian ataupun suara (menurut buku yang aku baca nih), jadi aku jongkok biar setara (padahala meskipun ga jongkok ya juga setara, hihi). Pas lagi jongkok, dari belakang ada sesuatu yang nempel istilah jawanya metakol, ehaaa salah satu murid TK udah dari jarak 1 meter ambil ancang-ancang dan naik dipunggungku. Weleh-weleh anak orang, masih lugu. Teman-temannya yang lain pada ngeliat dan iri, jadilah semua berebut naik dan nempel dipunggungku. Ada yang narik-narik tangan suruh masuk, ada yang lengket dikaki. Dengan tertatih-tatih, aku masuk dengan sebongkah anak-anak manis yang masih nempel.

‘ Ayo, tangan diatas, tangan kesamping, tangan kedepan, lalu dilipat’, setengah berteriak menenangkan situasi yang carut marut ini.

Semua menurut dan diam, Yes sukses..Satu titik aman terlewati. Lalu bernyanyi sambil pasang muka penuh ekspresi, pengen goyang-goyang badan saking menghayati lagu yang dinyanyikan, eh terlintas pikiran malu pada diri sendiri padahal ya memang harus goyang. Hihi. Seperempat jam berlalu, nyanyi terus…tenggorokan seret, si nikmah senyum-senyum (ih kurang ajar banget, mentang2 udah sikat gigi pake smile-up)..

Aku lihat seorang anak bernama Arjuna dengan bibir biru semua, aku kirain habis makan jagoan neon (kalo yang ga tau, itu lho permen yang meningglakna bekas warna dibibir, lidah, dan gigi), aku biarin aja.

Tak lama, nikmah, partner mengajarku, bilang

‘ Luh, si Arjuna makan crayon’

‘Apa nik????????? Cepat panggil guru, nanti kalo keracunan gimana?’, panik, aku periksa mulutnya..ternyata memang benar crayon.

‘Arjuna, ga boleh makan crayon ya! Nanti sakit perut’

‘ Gak papa bu, enak’ jawab Arjuna sambil tersenyum

‘Hahaha, tadi makan penghapus juga bu’, sahut teman-temannya. ‘Aku juga tadi makan penghapus, Miss’, timpal Ditto.

Wah jadi ajang pamer makan alat tulis, segera kuhentikan sebelum mereka semua makan bangku, kursi, dan fasilitas sekolah.

‘Jadi begini ya anak-anak, tidak boleh makan crayon, penghapus, atau yang lainnya. Siapa yang tadi sarapan?’

‘Saya buuu’, semua anak mengacungkan tangan.

‘Sarapan apa?’, Roti, Susu, Nasi, Nugget’, jawab mereka.

‘Nah, makan itu aja gak papa’.

‘Iyaaaaaaa, Bu’,jawab mereka dengan lugu.

Pelajaran hari ini bahwa awasin anak-anak satu persatu. Dan selalu setelah mengajar di TK, es buah di ketawang gede jadi sasaran tujuan, moga ga amandel dan pita suara aus setelah ngajar full of energy dan pake suara nada tinggi.

Ihhhhh, lucunya jadi pingin kucium satu-satu dan bilang betapa aku bangga dan sayang mereka. Semoga bisa jd lebih sabar dan memperhatikan hal-hal kecil. Amin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar