Senin, 12 Desember 2011

Reality sometimes bites:) Unfortunately, I just knew it!


Aku baru tahu kalo rambut kering itu lebih nyaman daripada rambut basah, kalo pake hairdryer setelah keramas lebih okay daripada rambut basah dan tar helmnya ikutan bau. Aku baru tahu kalo jerawat dimuka itu ga okay dan  banyak cewek-cewek jadi stress kayak ada terasi yang nempel dimuka dang a ilang-ilang. Aku baru tahu kalo jalan itu kudu diatur jangan kayak gorilla meski kita tomboy. Aku baru tahu kalo ngomongin sex sama teman cowok itu gak tabu lagi. Aku baru tahu kalo rambut panjang itu bikin cewek cantik ya asal rambutnya jangan berkutu dan korengan. Aku baru tahu kalo orang ngerjain skripsi yang stress karena ga selesai-selesai ditambah shampoo yang dipake ga cocok untuk kulit kepala mengakibatkan rambut lepek dan cepat kotor sehingga kulit kepala mengelupas dan kalo kita lihat lebih dekat pake teropong bintang, tuh kulit kepala  yang mengelupas jadi mirip corn flake yang udah diremes. Untung aja bukan mirip koko crunch atau Gerry mesis!

Aku memang ga popular, teman-temanku Cuma beberapa tapi aku tahu mereka sangat baik. Aku belum bisa nyiptain alat yang bias menetralkan bau kentut menjadi aroma jasmine yang mungkin namaku bisa jadi melegenda after aku mati dengan sebutan professor kentut. Aku ga ikutan organisasi yang bikin aku keren, missal : BEM, LEGATTO, HMJ, dll tapi mengajar anak-anak panti asuhan. Aku juga ga tahu kalo dikenal itu bikin keren, aku gap inter bergaul dan menyapa setiap orang asing. Aku tahu kalo berteman itu harus attached, tulus, dan ga boleh marahan. Aku juga belum tahu apa hidupku sudah baik untuk orang lain? Yang aku tahu dalam presentasiku tentang child abuse ‘a achild called it’, aku telah membuat beberapa orang menangis (mungkin juga dosennya), my presentation has inspired people. Itu yang penting dan ketika aku bilang ‘popularity doesn’t satisfy me’, I change my mind. AKu harus jadi popular supaya bias bantu banyak orang dan mengkampanyekan tentang stop child abuse!. Aku ga pernah berharap orang akan melihatku sebagai sesuatu yang menginspirasi mereka tapi aku harap tindakan dan kata-kataku dapat mengubah sesuatu yang kecil.
Aku tahu aku Cuma gelas setengah isi, ilmuku ga banyak tentang sex oh mungkin Cuma a little. Tapi aku bertekad belajar apapun, aku udah tahu beberapa sex vocab : Fellatio, autofellatio, 69 position, blow job dan kalo aku bikin kamus tentang sex terms ini mungkin Cuma setebal 10 halaman dan dikirain kamus saku pramuka! Aku ga ada prestasi tapi aku telah berhasil menaklukan kehidupan masa laluku, aku bersyukur aku bisa hidup sampai hari ini. AKu terlalu lama menyesali kehidupanku dan sekarang saatnya berbuat sesuatu untuk orang-orang, aku ga perlu kaya yang penting aku bias makan 3 kali sehari. Banyak orang yang sweat small stuff, mereka teriak dan marah. Bukankah itu buang-buang energy? AKu udah banyak mendengar suara yang ditinggikam, alis yang bertaut menjadi satu, dan mata melebar. Sekarang udah muak untuk ngelakuin itu.
Aku tahu ngomongku ga se sophisticated orang-orang seumuranku, vocab dan diksiku ga wajar. Tapi someday, I’ll amaze them by my sophisticated words so they will be amazed! Tapi aku belajar bahwa menjadi dewasa itu pilihan dan banyak hal-hal yang kita sembunyikan, panggung sandiwara dimulai saat kita beranjak dewasa tapi aku belum nyaman melakukan itu. AKu pengen menjadi diriku apa adanya tanpa merubah banyak hal. AKu pengen tetep baik ke orang-orang tanpa dibilang ‘Ih kamu baik banget’ or ‘Kamu terlalu baik, hati-hati dimanfaatin orang’. Kenapa salah menjadi baik atau terlalu baik? Aku ga peduli orang mau manfaatin atau memang mau minta tolong dengan tulus, yang penting aku bias ya aku bantu kalo ga bias ya tetep kuusahain.
Aku baru tahu kalo vocab purba seperti : Berak, Badhog (istilah jawa ; makan), panganen, bakalan muncul lagi. History returns begitu kata Pak Jo! Aku selalu ditertawakan karena kebodohanku yang ga tau tentang fellatio, blow job, posisi 69 juga posisi 88(eh itu kan salep panu). Aku belum tahu apa-apa dari 1% dunia ini, tapi aku bisa menempatkan diri yang bikin aku ngerti kalo 99% itu

Aku baru tahu kalau muka sampah itu ga okay dan muka WC pecah lebih keji dari muka sampah. Dilla, anak AIESEC, bilang kalo mukaku itu kayak muka sampah..Aku diem aja, harusnya mbales karena kata mbak Nina itu jahat banget. Tapi tar aja, kalo mukanya dia (Dilla) udah keriput pasti kubilang ‘Hei, kamu! Mukamu kayak pantat nenek2’.....Astaghfirullah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar